Review Xiaomi Mi A2: Kamera Terbaik, Sudah Dapat Android 9 Pie

Herry SW
8 min readDec 17, 2018

--

Diluncurkan di Madrid, Spanyol pada 24 Juli 2018, Xiaomi Mi A2 diposisikan sebagai penerus Mi A1. Beberapa jam usai peluncuran, penulis alias HSW yang diundang ke Negeri Matador disodori satu unit Mi A2 yang masih tersegel di dalam kardus.

Karena kesempatan menguji pakai relatif singkat, saat itu HSW memfokuskan diri pada kinerja kamera. Plus, sekadar menjalankan Antutu Benchmark. Kesimpulannya, kamera Mi A2 tergolong bagus, tetapi belum bisa mengungguli hasil jepretan kamera Xiaomi Redmi Note 5. Kondisinya kini berubah 180 derajat.

Ya, kondisinya sekarang bertolak belakang. Ketika berbulan-bulan kemudian HSW menjajal Mi A2 bergaransi resmi Indonesia, performa kamera ponsel itu sukses mengalahkan Redmi Note 5. Dibandingkan seluruh ponsel Xiaomi bergaransi resmi yang pernah HSW uji pakai plus Mi 6 dan Mi MIX, tetapi belum termasuk Redmi Note 6 Pro dan Mi 8 Lite yang masih mengantre, kamera Mi A2 adalah yang terbaik.

Kok bisa begitu? Padahal, spesifikasi Mi A2 yang dicoba di Madrid sama dengan Mi A2 bergaransi resmi Indonsia. Perbedaan kinerja itu diduga terjadi pembaruan firmware.

Sejak kali pertama diperkenalkan di Madrid hingga melantai di Indonesia lalu diuji pakai, versi firmware yang lebih baru telah beberapa kali muncul. Aneka penyempurnaan dilakukan, salah satunya yang berhubungan dengan kamera. Jadi, pada titik ini terbukti kalau pembaruan firmware bukan sekadar formalitas.

Kamera di sisi belakang Mi A2 berlensa ganda 12 + 20 megapiksel dan dilengkapi fokus otomatis maupun lampu kilat. Keduanya sama-sama memiliki bukaan diafragma f/1,75. Namun, ukuran piksel sensor kameranya berbeda.

Lensa kamera di posisi atas memiliki ukuran piksel lebih besar. Lensa tersebut bakal otomatis dipilih ponsel kala pengguna melakukan pemotretan di lokasi yang cenderung gelap. Resolusi foto yang dapat dihasilkan hingga 20 megapiksel.

Sementara itu, lensa di bagian bawah sanggup memproduksi foto beresolusi 12 megapiksel. Lensa tersebut merupakan lensa utama yang hampir selalu dipakai ketika pengguna melakukan pemotretan. Di lokasi yang remang-remang pun, asalkan tidak mengaktifkan mode portrait, Mi A2 masih condong mengandalkan lensa utama.

Bisakah pengguna memaksa ponsel untuk menggunakan lensa atas? Bisa! Caranya, aktifkan mode manual. Di ujung kanan ada pilihan ingin menggunakan lensa regular (lensa utama 12 megapiksel) atau lensa low light (lensa kedua 20 megapiksel). Di mode manual pengguna juga leluasa mengubah white balance, pemfokusan, kecepatan rana 1/1.000–32 detik, dan ISO 100–3200.

Kalau difungsikan sebagai perekam video, kamera belakang Mi A2 mampu menghasilkan klip video beresolusi sampai UHD 4K. Tersedia fitur image stabilization yang berdasarkan uji coba tampaknya hanya bisa berjalan optimal di resolusi video hingga full HD 1080p.

Beralih ke kamera depan. Kamera itu berlensa tunggal dan berlampu kilat. Tersedia mode portrait yang diperkaya dengan fitur AI. Kemampuan maksimalnya menghasilkan foto beresolusi 20 megapiksel dan klip video full HD 1080p.

Mi A2 memanfaatkan prosesor delapan inti ( octa core) Qualcomm Snapdragon 660 AIE yang terdiri atas empat inti berkecepatan 2,2 GHz dan empat inti 1,8 GHz. Sensor sidik jari, Wi-Fi, bluetooth, GPS, RAM 4 GB, dan ROM 64 GB merupakan sebagian spesifikasi lain ponsel itu. Saat ponsel kali pertama diaktifkan, sisa memori internal mencapai 48,8 GB.

Sekadar informasi, Xiaomi sebenarnya memproduksi Mi A2 dalam tiga pilihan kapasitas memori. Yaitu, RAM 4 GB dan ROM 32 GB, 4/64, dan 6/128. Varian yang tersedia di setiap negara mungkin berbeda. Di tanah air Mi A2 tersedia dengan kombinasi memori 4/64 saja.

Tidak senada seirama dengan tren pasar, layar Mi A2 tanpa poni ( notch) maupun “jerawat” ( waterdrop). Bentang layarnya 5,99 inci dengan resolusi full HD+ 2.160 x 1.080 piksel. Layar IPS dengan rasio 18:9 itu telah mengadopsi Corning Gorilla Glass 5.

Di sisi atas ponsel terdapat inframerah yang dapat difungsikan sebagai pengendali jarak jauh ( remote control) beragam perangkat elektronik. Misalnya, televisi dan penyejuk udara. Selot dual nano SIM terletak di kiri ponsel, sedangkan tombol volume dan power di kanan. Mikrofon, speaker, dan konektor USB tipe C terdapat di bagian bawah.

Anggaplah pengguna menyelipkan dua kartu nano SIM. Keduanya dapat siaga bersamaan di jaringan 4G LTE. Layanan native VoLTE Smartfren pun telah didukung oleh Mi A2.

Sayang di menu bawaan ponsel tidak tersedia pilihan untuk mencegah ponsel memasuki jaringan 4G. Padahal, dalam kondisi tertentu hal itu diperlukan. Sebab, bila nomor yang tidak berlangganan paket data dibiarkan memasuki jaringan 4G, biarpun layanan internet sudah dinonaktifkan, kemungkinan pulsa terpotong tetap terbuka lebar.

Ponsel yang termasuk lini Android One itu tidak dilengkapi selot kartu microSD, NFC, dan konektor audio 3,5 milimeter. Bila ingin memakai earphone 3,5 milimeter, pengguna mesti memasangkan adaptor yang disertakan di dalam paket penjualan.

Hingga uji pakai berakhir, Mi A2 yang digunakan HSW masih menggunakan sistem operasi Android 8.1 Oreo. Kini pembaruan ke Android 9 Pie telah tersedia dan dapat diunduh pengguna melalui menu system update di ponsel.

Kesan HSW selama memakai Mi A2, secara umum kinerjanya layak mendapatkan pujian. Dibandingkan Mi A1, performa keseluruhan ponsel berdimensi fisik 158,7 x 75,4 x 7,3 milimeter dan berat 168 gram itu jauh lebih baik. Tidak terasa berat saat dikantongi, gegas kala digunakan, dan siap menggantikan kamera saku untuk melakukan dokumentasi ringan. Di berbagai tingkat pencahayaan, foto yang dihasilkan pantas dikategorikan bagus.

Daya tahan baterai yang rata-rata sepuluh jam saja, bagi HSW, menjadi sisi minus utama ponsel itu. Dibekali baterai tanam 3.010 mAh dan kombinasi Android One-Snapdragon 660 AIE, awalnya HSW menyangka baterai Mi A2 mampu bertahan 12–14 jam. Ternyata… tak selama itu.

Untunglah Mi A2 mendukung Quick Charge 3.0. Dengan memakai pengisi daya berstandar Qualcomm Quick Charge yang dimiliki HSW, bukan charger bawaan, daya baterai yang awalnya hampir habis telah terisi lumayan kala ditinggal mandi dan berganti pakaian.

Saat ini harga ritel resmi Mi A2 dipatok Rp3,699 juta. Isi paket penjualan standarnya kali ini lebih komplet. Bukan sesuai tradisi Xiaomi. Di dalam kardus, pembeli juga akan menjumpai earphone. Kalau pengisi daya bawaan ponsel Xiaomi biasanya buatan Tiongkok, pengisi daya Mi A2 ternyata buatan Indonesia. Jelly case transparan dan adaptor dari USB-C ke konektor audio 3,5 milimeter tersedia pula.

Calon konsumen yang ingin memiliki ponsel Xiaomi dengan tampilan antarmuka Android murni pantas meminang Mi A2. Saran serupa HSW berikan kepada mereka yang mengaku penggemar Xiaomi, tetapi membenci tampilan iklan di MIUI. Inilah saatnya mereka membuktikan kalau memang berniat membeli ponsel Xiaomi. Bukan cuma mencari alasan untuk tidak menukarkan uangnya dengan satu unit ponsel Xiaomi bergaransi resmi.

***

Berikut contoh hasil jepretan kamera Mi A2.

Ujung pena pada foto di atas sengaja di- crop. Inilah hasilnya.

Satu foto berikut dijepret dari dalam mobil yang melacu kencang.

Foto Simpang Lima ini dijepret dengan kecepatan rana satu detik. Tanpa tripod. Hanya mengandalkan tangan yang bersandar di pagar pembatas.

Menjajal mode portrait. Silakan mencermati perbedaannya dibandingkan bila mode portrait dinonaktifkan.

Kini saatnya melihat perbedaan hasil jepretan memakai lensa regular (lensa utama 12 megapiksel) dan lensa low light (lensa kedua 20 megapiksel). Pemotretan sengaja dilakukan di lokasi yang gelap.

Ini hasil jepretan lensa regular.

Yang ini dipotret menggunakan lensa low light. Tulisan Harwin yang awalnya tak terbaca sekarang terlihat lebih jelas.

Tiga foto berikut diabadikan memakai kamera depan.

Bokeh nonaktif, beautify nonaktif.

Bokeh aktif, beautify nonaktif.

Bokeh aktif, beautify aktif.

Bagaimana performa kamera Mi A2 kalau digunakan merekam video? Inilah contohnya.

***

Tangkapan layar Antutu Benchmark, Sensor Box for Android, kondisi awal RAM, dan versi firmware ponsel saat uji pakai.

Originally published at https://ponselmu.com on December 17, 2018.

--

--

Herry SW
Herry SW

Written by Herry SW

Seorang penggemar gawai (penggawai), terutama ponsel, yang berdomisili di Kota Pahlawan.

No responses yet