Review Huawei P20 Pro: Kamera Saku Berfitur Dual SIM 4G

Herry SW
9 min readOct 14, 2018

--

Genap tiga bulan penulis alias HSW menggunakan Huawei P20 Pro sebagai kamera utama. Menggusur kamera mirrorless Sony NEX-3 yang rutin dipakai untuk memotret ponsel yang review-nya bakal diunggah ke blog Ponselmu.

P20 Pro adalah ponsel flagship pertama Huawei yang beredar resmi di Indonesia sejak 2016. Saat itu Huawei memasarkan P9. Berikutnya, penggemar gawai di tanah air harus ikhlas diberi harapan palsu. Janji mengedarkan P10, Mate 10, maupun Mate 10 Pro tak satu pun terwujud. Menguap bak asap di anglo yang sedang dipakai memasak nasi goreng magelangan.

Selaras tren pasar, P20 Pro dibekali layar full view berponi 6,1 inci. Layar OLED itu beresolusi full HD+ 2.240 x 1.080 piksel. Digunakan di dalam maupun luar ruangan, siang maupun malam, layar tersebut tetap enak dipandang mata.

Di sisi atas ponsel terdapat inframerah yang dapat difungsikan sebagai pengendali jarak jauh ( remote control) televisi, penyejuk udara, dan berbagai perangkat elektronik lain. Selot dual nano SIM terletak di kiri ponsel, sedangkan tombol volume dan power di kanan. Di bagian bawah, pengguna akan menjumpai konektor USB tipe C dan speaker.

Saatnya mencermati bagian belakang ponsel. Huawei Indonesia memutuskan hanya memasarkan satu varian warna P20 Pro: twilight. Keputusan tepat! Sebab, twilight adalah varian warna P20 Pro yang paling menarik dan laris.

Gradasi ungu-biru ala P20 Pro twilight terlihat cantik, mewah, sekaligus elegan. Diakui atau tidak, twilight telah menginspirasi para produsen ponsel untuk menghadirkan ponsel dengan bodi belakang berwarna serupa.

Silakan terkesima lagi. Kamera dengan tiga lensa besertifikasi Leica dibenamkan ke bagian belakang P20. Masing-masing lensa memiliki fungsi tersendiri. Lensa paling kanan adalah lensa tele beresolusi delapan megapiksel. Di tengah ada lensa utama 40 megapiksel. Lensa monokrom 20 megapiksel yang bertugas menangkap detail objek berada di posisi terkiri.

Cukup dengan sentuhan ringan di layar, pengguna bisa mengatur akan memotret menggunakan lensa normal ( zoom 1x), lensa tele ( optical zoom 3x), atau hybrid zoom 5x yang memadukan optical zoom dan digital zoom. Kalau difungsikan sebagai perekam video, kamera belakang P20 Pro siap menghasilkan klip video UHD 4K 3.840 x 2.160 piksel.

Kamera dengan fokus otomatis dan lampu kilat itu dilengkapi fitur master AI yang otomatis mengenali objek pemotretan, kemudian mengatur parameter pemotretan terbaik. Tersedia pula mode aperture, night, portrait, pro, dan aneka mode lain.

Ketika mode aperture aktif, pengguna leluasa mengubah agar kamera P20 Pro seolah memiliki bukaan lensa mulai 0,95 sampai 16. Semakin kecil angkanya, semakin sempit ruang tajamnya. Sehingga, latar belakang pemotretan semakin mudah dibuat kabur. Perubahan bukaan lensa itu dapat dilakukan sebelum maupun setelah pemotretan.

Sementara itu, di mode pro pengguna lebih bebas mengatur parameter pemotretan. Yang dapat diubah secara manual meliputi metode pengukuran cahaya ( metering), ISO, kecepatan rana, kompensasi pencahayaan, pemfokusan, dan white balance. Pilihan ISO-nya sangat lebar, mulai 50 sampai 102.400. Sedangkan kecepatan rananya mulai 1/4.000 detik sampai 32 detik.

Spesifikasi kamera depan P20 Pro tidak kalah wow dibandingkan kamera belakang. Hanya ada satu lensa dengan kemampuan menghasilkan foto beresolusi maksimal 24 megapiksel dan video full HD+ 1080p. Ada pula mode portrait dan 3D lighting. Fitur 3D lighting menyimulasikan sorotan lampu yang seolah mengenai wajah pengguna.

P20 Pro menggunakan prosesor delapan inti ( octa core) buatan Huawei sendiri. Yaitu, Kirin 970 yang terdiri atas empat inti berkecepatan 2,36 GHz dan empat inti 1,8 GHz. Wi-Fi, bluetooth, NFC, GPS, kompas, RAM 6 GB, dan ROM 128 GB merupakan sebagian spesifikasi lain ponsel itu. Kala ponsel baru diaktifkan, kapasitas memori internal masih tersisa 116 GB.

Anggaplah pengguna menyelipkan dua nano SIM ke P20 Pro. Kedua nomor dapat siaga bersamaan di jaringan 4G LTE. Layanan 4G LTE Telkomsel, XL, Indosat, Tri, dan Smartfren sukses dijalankan di ponsel itu. Sayang, ponsel berdimensi fisik 155 x 73,9 x 7,8 milimeter dan berat 180 gram tersebut belum mendukung native VoLTE Smartfren.

Tersedianya fitur app twin memungkinkan pengguna menjalankan masing-masing dua akun Facebook, Messenger, dan WhatsApp secara bersamaan. Namun, pengguna tak dapat menambahkan aplikasi lain ke daftar app twin. Ada pula Dolby Atmos dan private space. Fitur terakhir itu patut dioptimalkan untuk menyimpan file-file pribadi.

Untuk membuka layar yang terkunci, pengguna dapat memanfaatkan sensor sidik jari yang terletak di sisi depan ponsel. Ada pula yang pemindai wajah ( face unlock) yang tetap bisa bekerja kendati layar padam. Cukup arahkan ponsel yang sedang siaga, tetapi layarnya padam dan terkunci, ke wajah. Dalam tempo singkat layar akan menyala sekaligus terbuka. Praktis!

Gagal Dikudeta Samsung dan iPhone

Kamera yang menjadi nilai jual utama P20 Pro pantang disangsikan lagi. DxOMark yang sering dijadikan referensi oleh produsen ponsel, pabrikan kamera, dan peminat fotografi sampai saat ini masih menempatkan P20 Pro di peringkat teratas. Samsung Galaxy Note 9 dan Apple iPhone XS Max gagal mengudeta.

Merujuk kepada pengalaman pribadi HSW, kinerja kamera P20 Pro pantas diberi predikat sangat memuaskan. Pemfokusannya cepat. Tombol rananya responsif. Di ponsel Android 8.1 Oreo dengan tampilan antarmuka EMUI itu, shutter lag seolah merupakan fatamorgana.

Foto yang dihasilkan hampir selalu tajam dan detail. Kondisi tersebut bukan hanya terjadi kala P20 Pro dipakai memotret objek di lokasi berpencahayaan memadai. Di tempat yang minim cahaya pun kamera ponsel itu masih sanggup menghasilkan gambar yang mengesankan. Kamera Samsung Galaxy S9+ dan LG G7+ ThinQ yang pernah HSW uji pakai bertekuk lutut deh.

Ada satu bug kamera yang tanpa sengaja HSW temukan. Ketika lensa tele digunakan untuk memotret suatu objek dalam jarak dekat, foto yang dihasilkan akan menghilangkan sebagian area objek.

Menjelang diluncurkan resmi di Indonesia, HSW sempat beberapa kali membaca komentar negatif tentang perekam video P20 Pro. Karena itu, ketika sedang menjajal ponsel tersebut, fitur perekam video tak luput diuji pakai.

Menurut HSW yang jarang memakai fitur perekam video, hasilnya masih tergolong bagus sih. Cobalah melihat rekaman video kala HSW mengunjungi Mi Store di Madrid, Spanyol berikut ini. Ponsel dipegang memakai dua tangan. HSW tidak menggunakan alat bantu lain.

Lantaran puas dengan performa kamera P20 Pro, HSW memutuskan “beruji nyali”. Kamera Sony NEX-3 dengan lensa bawaan 18–55 milimeter dan lensa makro 30 milimeter dicarikan majikan baru. Kamera mirrorless itu biasanya digunakan untuk memotret ponsel dan aksesori gawai yang ulasannya akan diunggah ke blog Ponselmu. Selain sudah cukup uzur, kamera tersebut memang mulai bermasalah.

Apakah berarti hasil kamera P20 Pro lebih bagus daripada NEX-3? Dalam penilaian HSW yang bukan fotografer, hasil jepretan P20 Pro harus diakui belum sanggup mengalahkan NEX-3 dengan kombinasi dua lensa di atas. Kendati demikian, foto-foto yang dihasilkan P20 Pro sudah sangat layak ditampilkan di blog maupun dijadikan bahan dokumentasi.

Selain kamera, kinerja umum P20 juga pantas diacungi jempol. Pemindai wajahnya masih mampu bekerja cepat di lokasi yang temaram. Misalnya, di dalam studio film yang sedang memutar film Crazy Rich Asians. Ambil ponsel dari saku, hadapkan ke wajah, dan… layar segera menyala sekaligus terbuka.

Kala dipakai memutar video atau musik, suara yang dikeluarkan speaker internal P20 Pro terdengar jernih. Lebih jernih daripada Boombox Speaker di LG G7+ ThinQ. Kegegasan ponsel tak usah diragukan. Dipakai menjalankan multiaplikasi pun ia tetap terasa gegas.

Saat memakai P20 Pro, untuk kali pertama HSW menginstalasikan permainan PUBG Mobile. Permainan itu hanya bertahan 30 menit di ponsel. Tanpa ragu HSW menghapusnya. Sebab, ketika coba mengoperasikannya, HSW tidak memahami cara memainkan PUBG. Ha… ha… ha….. Lha itu orangnya kok cuma disuruh lari ke sana kemari nggak jelas.

Tiada gading yang tak retak. Nilai minus utama P20 Pro versi HSW terletak di daya tahan baterai. Dengan baterai tanam 4.000 mAh serta merujuk kepada pengalaman memakai Huawei Mate 10 dan Mate 10 Pro, HSW berharap baterai P20 Pro minimal sanggup bertahan 16 jam.

Realitanya, dengan durasi pemakaian maksimal sepuluh jam ponsel sudah harus dihubungkan ke charger. Kalau resolusi layar diturunkan menjadi HD+, daya tahan baterai akan lebih lama sekitar dua jam. Untunglah P20 Pro dibekali Huawei SuperCharge. Proses isi ulang daya baterai ponsel tuntas dalam waktu kurang dari dua jam.

Saat ini harga ritel resmi P20 Pro dipatok Rp11,999 juta. Kalau rajin memantau harga pasar di penjual daring maupun luring, dengan dana Rp11 juta “saja” calon pembeli sudah bisa meminang satu unit P20 Pro. Bahkan, masih ada sisa dana yang memadai untuk membeli aksesori tambahan.

Cukup berbekal P20 Pro, pengguna serasa membawa kamera saku digital berkualitas premium. Bedanya, kamera saku tersebut dilengkapi pula dengan fitur telepon, dual SIM 4G LTE, remote control, dan pemutar multimedia. Mau dipakai bermain game juga bisa.

***

Berikut contoh hasil jepretan kamera P20 Pro. Seluruh pemotretan tanpa menggunakan lampu kilat dan tripod. Untuk pemotretan objek tertentu, HSW harus menahan napas beberapa detik.

Seingat HSW, zaman dulu atraksi ini bernama “tong setan”.

Nah… HSW harus menahan napas saat memotret satu momen di bawah ini menggunakan mode night.

Ayam goreng KFC versi Spanyol. Percayalah, ayam goreng KFC Indonesia jauh lebih enak.

Harga P20 Pro di Spanyol. Lebih murah atau lebih mahal daripada Indonesia?

Saat menghadiri acara peluncuran Xiaomi Mi A2 dan Mi A2 Lite di Madrid, Spanyol, HSW tidak membawa kamera mirrorless. Cukup mengantongi P20 Pro. 🙂

Mencoba mode portrait. Di foto ini mode portrait masih nonaktif.

Kini mode portrait diaktifkan.

Saatnya melihat perbedaan hasil jepretan lensa normal ( zoom 1x), lensa tele ( optical zoom 3x), dan hybrid zoom 5x. Kamera tidak bergerak maju atau mundur.

Ini merupakan contoh nyata perbedaan hasil jepretan mode normal dengan mode night. HSW memotretnya saat ojek yang ditumpangi sedang berhenti di lampu lalu lintas yang menyala merah. Spion motor terlihat di bagian bawah foto.

Satu foto berikut dijepret menggunakan kamera depan.

***

Tangkapan layar Antutu Benchmark, Sensor Box for Android, kondisi awal RAM, dan versi firmware yang digunakan di mayoritas proses uji pakai.

Originally published at https://ponselmu.com on October 14, 2018.

--

--

Herry SW
Herry SW

Written by Herry SW

Seorang penggemar gawai (penggawai), terutama ponsel, yang berdomisili di Kota Pahlawan.

No responses yet