Review Asus Zenfone 5 ZE620KL: Pasca-Poco Masihkah Layak Beli?
Kehadiran Pocophone F1 sukses menarik perhatian banyak pihak. Produsen dan distributor ponsel terperangah karena harganya relatif sangat murah. Joki dan spekulan flash sale terkejut karena ponsel dengan Snapdragon 845 itu ternyata kurang gaib. Pasukan Tentara Langit kali ini mungkin gagal mendapatkan banyak penghasilan tambahan.
Namun, bukan berarti pergerakan F1 di pasar mulus tanpa hambatan. Ditemukannya kutu ( bug) di kamera dan problem layar langsung jadi viral. Untunglah respons Xiaomi sangat cepat. Tak kalah trengginas dibandingkan Samsung, ketika kata “kontrol” di salah satu menu Galaxy S4 dulu tertulis kurang satu huruf.
Samsung Galaxy S4 sudah tidak berotak mesum lagi. 🙂 pic.twitter.com/BGpGXd6tDY
- Herry SW (@herrysw) May 17, 2013
Hal yang tidak bisa dimungkiri, relatif lancarnya pasokan F1 telah mengganggu penjualan ponsel merek dan tipe tertentu. Salah satunya, Asus Zenfone 5 ZE620KL. “Sejak Pocophone keluar, tidak ada lagi konsumen yang menanyakan Zenfone 5,” kata beberapa pemilik toko ponsel di WTC dan Plasa Marina Surabaya.
Diluncurkan pada pertengahan Mei lalu, Zenfone 5 dibekali layar super IPS+ 6,2 inci beresolusi full HD+ 2.246 x 1.080 piksel. Layar berponi itu memiliki rasio 19:9. Permukaan layar dan sisi belakang ponsel memanfaatkan Corning Gorilla Glass. Ketika dipandang maupun digenggam, kesan mewah terpancar kuat dari Zenfone 5.
Untuk membuka layar yang terkunci, selain cara konvensional, pengguna bisa memanfaatkan sensor sidik jari di sisi belakang ponsel. Tersedia pula face unlock. Ehmm… adakah usulan terjemahan kata yang paling tepat untuk face unlock? Maksimal dua kata. Pembuka wajah terasa kurang tepat. Sebab, yang dibuka bukan wajah, melainkan layar yang terkunci.
Di sisi kiri bodi Zenfone 5 terdapat selot kartu yang siap menampung dua kartu nano SIM. Salah satunya bisa diganti dengan kartu microSD. Tombol volume dan power berada di kanan bodi. Sedangkan konektor audio 3,5 milimeter, USB tipe C, dan speaker terletak di sisi bawah ponsel.
Anggaplah pengguna memasangkan dua nano SIM. Sepasang nomor itu dapat siaga bersamaan. Berada di jaringan 4G LTE secara simultan pun bukan hal yang mustahil.
Mengacu kepada uji pakai yang dilakukan penulis alias HSW, Zenfone 5 terbukti kompatibel dengan layanan 4G LTE Telkomsel, Indosat, XL, Tri, dan Smartfren. Di atas kertas, ia seharusnya juga bisa dipadukan dengan 4G LTE Axis dan Bolt. Sayang ponsel berdimensi fisik 153 x 75,65 x 7,7 milimeter dan berat 165 gram itu belum mendukung native VoLTE Smartfren.
Prosesor delapan inti Qualcomm Snapdragon 636 1,8 GHz, Wi-Fi, bluetooth, GPS, NFC, RAM 4 GB, dan ROM 64 GB merupakan sebagian spesifikasi Zenfone 5. Saat kali pertama diaktifkan, ruang kosong di memori internal ponsel mencapai 52,22 GB.
Fitur mengetuk layar dua kali untuk memadamkan atau mengaktifkan layar tetap dapat dijumpai di Zenfone 5. Ada pula twin apps yang memungkinkan pengguna mengaktifkan masing-masing dua akun Twitter, WhatsApp, dan YouTube di satu unit ponsel.
Kamera di sisi belakang ponsel Android 8.0 Oreo itu berlensa ganda. Lensa normalnya sanggup menghasilkan foto beresolusi 12 megapiksel dan klip video 4K. Sedangkan lensa sudut lebarnya siap memproduksi foto delapan megapiksel dan klip video 2.160 x 1.080 piksel. Efek bokeh dan mode profesional tersedia di kamera dengan fokus otomatis dan lampu kilat tersebut. Aneka parameter pemotretan bisa diatur manual. Misalnya, kecepatan rana dapat diubah menjadi ekstracepat 1/10.000 detik atau superlambat 32 detik.
Saatnya membicarakan kamera depan. Ia mampu menghasilkan foto beresolusi maksimal delapan megapiksel. Kalau difungsikan sebagai perekam video, klip video beresolusi 2.160 x 1.080 piksel atau sedikit lebih besar daripada full HD 1.920 x 1.080 piksel siap disodorkannya. Tidak tersedia lampu kilat fisik di kamera depan Zenfone 5. Namun, bila diperlukan, layar ponsel dapat difungsikan sebagai “lampu kilat” darurat.
Sumber daya ponsel berasal dari baterai tanam berkapasitas 3.300 mAh. Dengan perilaku pemakaian ala HSW, baterai itu rata-rata sanggup bertahan 14 jam sebelum perlu dihubungkan dengan charger.
Bila dirangkum, Zenfone 5 adalah sebuah ponsel dengan tampilan fisik yang terlihat mewah dan elegan. Layarnya pantas dipuji karena tajam dan sedap dipandang mata. Kendati diminta menjalankan beragam aplikasi, lalu berpindah dari aplikasi satu ke aplikasi lain, ia tetap terasa gegas. Tampaknya kata lemot tidak ada di “kamus bahasa” Zenfone 5.
Performa lensa normal di kamera utama Zenfone 5 sangat layak diberi predikat bagus. Sebaliknya, lensa sudut lebarnya yang setara dengan lensa 12 milimeter di kamera konvensional, harus diakui lumayan buruk. Saran HSW, gunakan lensa sudut lebar itu hanya di luar ruangan dengan pencahayaan memadai. Misalnya, memotret pemandangan alam. Foto yang dihasilkan akan terlihat cukup mengesankan.
Fitur kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) di kamera Zenfone 5 cukup cepat mengenali objek yang dibidik. Sayang tidak tersedia pilihan untuk menonaktifkan fitur tersebut. Padahal, kadang ada sebagian pengguna yang lebih suka memotret tanpa AI.
Saat ini harga ritel resmi Zenfone 5 dipatok Rp4,499 juta. Angka itu berarti sama dengan harga Pocophone F1 varian RAM 6 GB dan ROM 64 GB. F1 memanfaatkan prosesor Snapdragon 845 yang kelasnya lebih tinggi daripada Snapdragon 636. Kapasitas baterai F1 juga lebih besar, 4.000 mAh vs 3.300 mAh.
Apakah Zenfone 5 masih layak dibeli pasca-kehadiran F1? Masih! Pengguna yang mengutamakan tampilan fisik, kombinasi performa layar-audio-kamera, dan ketersediaan NFC lebih cocok membeli Zenfone 5 daripada F1. Sedangkan pengguna yang mementingkan daya tahan baterai (dan sepertinya gemar bermain game) lebih disarankan meminang F1.
Satu pekerjaan berat yang harus dibereskan Asus Indonesia, kalau tak ingin Zenfone 5 terbenam, adalah menekan lonjakan harga pasar. Sama-sama memiliki harga ritel resmi Rp4,499 juta, realitanya harga Zenfone 5 lebih tinggi ketimbang F1 varian 6/64. Harga pasar Zenfone 5 kini minimal menembus Rp4,7 juta. Penjual yang mematok harga Rp5 juta pun mudah ditemukan. Sementara itu, harga pasar F1 tak lebih dari Rp4,7 juta.
Ayo Asus, jangan makan mie terus! Ingat, yang terganggu Pocophone F1 bukan hanya Asus Zenfone 5. Kalau tak segera bertindak, Asus Zenfone 5Z juga berpotensi layu sebelum berkembang.
***
Berikut contoh foto yang dihasilkan kamera Zenfone 5.
Satu contoh perbedaan area tangkapan lensa normal dengan lensa sudut lebar.
Kini mencoba kamera depan.
***
Tangkapan layar Antutu Benchmark, Sensor Box for Android, kondisi awal RAM, dan versi firmware yang digunakan dalam uji pakai.
Originally published at https://ponselmu.com on September 15, 2018.