Retro Review Samsung SGH-i600: Ponsel Cerdas yang Seharusnya Laku
Ketika tanpa sengaja bertemu di supermarket, awal tahun ini, seorang rekan penulis bertanya apakah Samsung BlackJack akan masuk ke Indonesia. Saat itu penulis menjawab belum tahu.
Beberapa hari kemudian, managing director sebuah perusahaan pengembang software itu mengirimkan SMS. Ia menyebutkan bahwa gadget yang dimaksudnya adalah SGH-i607. Penulis mengatakan kepadanya, ponsel Samsung berakhiran angka 7 biasanya tidak beredar di Indonesia. Kalau ada SGH-i607, seharusnya juga ada SGH-i600. Nah, tipe terakhir ini yang mungkin beredar di sini.
Pertengahan April, penulis mendapatkan informasi sahih bahwa SGH-i600 bakal dipasarkan di Indonesia. Kabar gembira tersebut segera penulis sampaikan kepada rekan penulis. Pada awal Mei lalu lagi-lagi ia meng-SMS penulis, bertanya kapan SGH-i600 tersedia di pasar.
Dalam hati penulis bertanya-tanya, apa sih keistimewaan BlackJack sehingga rekan penulis begitu berminat memilikinya. Padahal, kenalan yang penikmat wine dan penggemar fotografi itu bukanlah sosok yang hobi berganti gadget. Sehari-hari ia masih menggunakan PDA lama yang dipadukan dengan ponsel berbluetooth keluaran 2001.
Minggu lalu, ketika seorang teman merelakan SGH-i600 miliknya dipinjam penulis, barulah penulis menemukan jawabannya. Sesuai julukannya, BlackJack, ponsel cerdas bersistem operasi Windows Mobile 5.0 Smartphone itu tampil dalam warna hitam elegan. Layar TFT 65.536 warnanya berukuran 2,3 inci dan bukan merupakan layar sentuh. Di sisi kanan layar terdapat sebuah thumbwheel yang mirip dengan trackwheel di kebanyakan handset BlackBerry.
Dibandingkan dengan Sony Ericsson M600i dan Nokia E61, lebar SGH-i600 berada di antara keduanya. Perbedaan lebar 0,5 cm ketimbang M600i dikompensasikan dengan QWERTY keyboard yang jauh lebih nyaman daripada half-QWERTY keyboard M600i. Tebal dan berat SGH-i600 11,8 mm dan 105 gram. Berarti, lebih tipis dan ringan daripada M600i maupun E61.
Kamera ganda 1,3 megapiksel dan VGA, organizer, memori internal 50 MB, slot microSD, nada dering MP3, serta pemutar multimedia merupakan beberapa fitur ponsel cerdas yang dapat beroperasi di jaringan GSM 900/1800/1900 MHz itu. Ada pula aplikasi Picsel Viewer yang mampu membaca file Microsoft Word, Excel, PowerPoint, dan PDF, tanpa bisa menyuntingnya.
Konektivitas SGH-i600 tergolong lengkap, mulai bluetooth yang mendukung A2DP, Wi-Fi, hingga 3,5G/HSDPA. Kabar yang merebak di antara pecinta smartphone menyatakan kelak sistem operasinya bisa di-upgrade ke Windows Mobile 6.0 Smartphone.
Penulis menguji pakai SGH-i600 untuk browsing, chatting, video call, memotret, transfer data, beremail lengkap dengan attachment, dan tentu saja bertelepon maupun ber-SMS. Hasilnya, performa ponsel cerdas berharga jual Rp 3,95–3,995 juta itu tergolong memuaskan.
Dikaitkan dengan bauran pemasaran 4P-nya “suhu” Philip Kotler, SGH-i600 relatif telah memiliki nilai lebih pada product dan price. Ia seharusnya berhasil mencapai tingkat penjualan yang menggembirakan. Andaikan tidak, mungkin ada yang salah dengan place (distribusi) atau promotion-nya.
Keterangan: Retro review merupakan review gawai yang HSW buat pada bertahun-tahun silam. Tulisan di atas HSW ketikkan pada 2007. Naskah diunggah persis sama dengan aslinya, kecuali judul diberikan tambahan kalimat “Retro Review Samsung i600:”.
Originally published at https://ponselmu.com on August 5, 2018.