Atas undangan Xiaomi Indonesia, dua hari lalu (20/5) penulis alias HSW berkesempatan melihat langsung proses produksi Redmi Note 7 di PT Sat Nusapersada Tbk, Batam. Di pabrik perakit ponsel itulah aneka ponsel Xiaomi dan keluarganya (baca: Pocophone plus Redmi) diproduksi.
Asal tahu, Sat Nusapersada juga dipercaya merakit berbagai ponsel merek lain, baik yang sampai saat ini masih eksis di pasar Indonesia maupun yang sudah sayonara. Contohnya, Asus, Gionee, Hisense, Huawei, Honor, Nokia, dan Nubia.
Tanpa berpanjang kata lagi, silakan langsung menyimak cerita foto berikut.
Beginilah penampakan luar pabrik Sat Nusapersada. Bagian dalamnya sangat luas. Di bagian kanan foto terlihat ada proses pembangunan. Aktivitas itu merupakan proses perluasan dan pembangunan gedung baru setinggi delapan lantai.
HSW sangat menyukai foto perbandingan 26 tahun di bawah ini. Foto bawah menunjukkan penampakan gedung Sat Nusapersada saat baru didirikan. Ketika itu jumlah karyawan hanya 22 orang.
Di tanah yang sama kini telah berdiri bangunan baru yang jauh lebih megah. Sekarang total karyawan tercatat 7.000 orang.
Kini saatnya melihat perakitan Redmi Note 7. Masing-masing klien Sat Nusapersada mendapatkan alokasi area yang berbeda. Jadi, jangan berharap ketika melihat perakitan ponsel Xiaomi, misalnya, bisa sekaligus mengintip proses produksi ponsel Nokia dan Asus. 🙂
Area produksi wajib dijaga kebersihannya. Setitik debu pun bisa menjadi masalah besar. Karena itu, sebelum memasuki area produksi, tamu wajib melapisi sepatu yang digunakan dengan pelindung tambahan.
Berikutnya, mengenakan topi dan jas yang sepintas mirip dengan jas laboratorium.
Mari masuk.
Steven Shi, Country Manager Xiaomi Indonesia, telah menanti para tamu undangan di area produksi.
Sibuk mengabadikan proses produksi dan menyimak penjelasan pemandu kunjungan pabrik. Anda bakal menemukan foto dan tulisan karya mereka di Medcom.id, Detik.com, Liputan6, Kompas, dan Kumparan. Plus, akun YouTube Gadgetin.
Berswafoto sejenak agar tidak serius terus.
Walaupun proses produksi ponsel merek apa pun di Indonesia belum dimulai dari nol, proses perakitan ponsel tetap cukup panjang, kompleks, dan membutuhkan ketelitian ekstra. Hal serupa berlaku pula untuk Redmi Note 7. Bahkan, proses perakitan Redmi Note 7 adalah yang paling panjang dibandingkan seluruh ponsel keluarga Xiaomi yang pernah diproduksi di Sat Nusapersada.
Aktivitas yang dilakukan, antara lain, pemasangan modul kamera belakang, kamera depan, baterai, dan battery cover yang lebih sering disebut bodi belakang. Ada pula pengujian sinyal seluler, Wi-Fi, audio, kamera, aneka konektor, dan kinerja baterai.
Semua Redmi Note 7 yang diproduksi juga menjalani proses yang dinamakan P2i agar ponsel lebih tahan terhadap percikan air. Proses instalasi sistem operasi tentu tak boleh dilewatkan.
Setelah melewati beragam tahapan itu dan ponsel dinyatakan lolos, barulah ponsel akan dikemas. Aksesori bawaan dimasukkan ke dalam kardus, kemudian kardus dibungkus rapi dengan segel plastik.
Ada yang tahu karyawati pabrik sedang melakukan apa?
Bodi belakang Redmi Note 7 dipasangkan kemudian ditekan menggunakan mesin. Ketika HSW berkunjung, pabrik sedang merakit Redmi Note 7 warna neptune blue.
Di ruangan ini proses P2i dilakukan. Ponsel yang sudah dikeringkan di lemari khusus disemprot dengan cairan tertentu. Berikutnya, dikeringkan lagi di dalam lemari khusus yang pada foto tertulis dry cabinet.
Secara acak Redmi Note 7 diambil lalu dimasukkan ke dalam mesin yang akan menyimulasikan kondisi hujan. Seandainya ada satu unit saja yang tidak lolos, satu kloter alias batch produksi langsung disingkirkan dulu untuk pemeriksaan dan pemrosesan ulang P2i.
Saatnya memasukkan aksesori bawaan Redmi Note 7 ke dalam kardus. Kemungkinan adanya item yang lupa dimasukkan boleh dibilang nol persen. Sebab, setiap aksesori dilengkapi kode batang ( barcode) yang harus dipindai petugas. Kalau ada yang terlewat bakal terlihat di layar pemantau.
Kini membungkus kardus dengan plastik bening.
Keluar dari mesin, plastik telah membungkus kardus dengan rapi. Petugas memeriksa hasil pengelasan plastik di segala sisi.
Kalau benar sudah terbungkus rapi, stiker TAM ditempelkan di sisi kiri atas kardus.
Nah… komplet sudah proses perakitan Redmi Note 7. Mau?
Dua puluh kardus Redmi Note 7 selanjutnya dibungkus kantung plastik agar lebih terlindung dari lembab dan cairan saat proses pengiriman. Berikutnya, kumpulan kardus itu dimasukkan ke dalam kardus cokelat.
Ada yang ingin membeli Redmi Note 7, tetapi kesulitan mendapatkannya sesuai harga ritel resmi? Segini apakah cukup?
Sedikit informasi tambahan, area produksi ponsel Xiaomi, termasuk Pocophone dan Redmi, menempati tiga lantai di salah satu gedung Sat Nusapersada. Kapasitas produksinya 700 ribu unit per bulan. Untuk memenuhi tingginya permintaan pasar, produksi Redmi Note 7 dilakukan tanpa henti 24 jam per hari mulai Senin hingga Sabtu.
Originally published at https://ponselmu.com on May 22, 2019.