Menggemuk di Joglosemar (2)

Herry SW
4 min readAug 30, 2022

--

Tulisan ini merupakan bagian kedua dari tiga tulisan. Bagian pertama bisa dibaca di https://ponselmu.com/menggemuk-di-joglosemar-1/

Usai tiba di Solo dan menitipkan koper di hotel, wisata kuliner pun dimulai. Saya ingin mencoba Nasi Liwet Bu Parmi yang dikunjungi seorang teman sekitar dua minggu sebelumnya.

Di Google Maps, penjual nasi liwet itu tertulis buka mulai pukul 06.30–12.30. Tiba di sana pukul 09.34, ruko sudah tertutup rapat. “Tadi buka, tapi sekarang sudah habis,” kata tukang parkir di depan ruko ber- folding gate besi berwarna biru itu.

Gagal mencoba nasi liwet, saya meluncur ke RM Mien Satu yang tak sengaja saya ketahui saat menelusuri lini masa di dalam KRL Jogja-Solo.

Depot yang menawarkan aneka makanan berbahan dasar babi ini berada di dalam gang kecil. Sepeda motor bisa masuk, sedangkan mobil harus diparkir di tepi jalan raya.

Saya memesan nasi bakpuy, sosis babi, dan es cokelat roti.

Bakpuy alias bakpui memadukan daging babi cincang, kekian, dengan sawi putih. Di atasnya ditaburkan bawang goreng. Saya lalu menambahkan karak Solo. Saya kali pertama mencicipi hidangan tersebut. Ternyata cocok di lidah.

Sosis babinya cukup enak, tetapi tidak spesial. Saya lebih menyukai sosis babi yang sedikit lebih lunak dan disajikan dengan lebih banyak kuah. Di sekitar Solo, misalnya, sosis kecap di Depot Ujang, Sukoharjo, lebih sesuai dengan selera saya.

Es cokelat roti menjadi menu favorit saya hari itu. Isinya sederhana. Potongan roti tawar, susu kental manis cokelat, dan es serut. Namun, kala menyeruputnya, saya sontak teringat masa kecil. Ketika saya masih berseragam putih merah.

Dibandingkan Timlo Sastro yang sering menjadi tujuan wisatawan luar kota, saya justru lebih menyukai masakan timlo Solo di rumah makan ini.

Sama dengan kunjungan-kunjungan sebelumnya, saya memesan timlo Solo biasa. Isinya terdiri atas ayam suwir, potongan sosis gulung, suun, dan kuah yang berlimpah. Seporsi Rp16 ribu.

Pernah tahu permen Mentos yang semriwing di mulut? Nah, saya mampir ke gerai es krim ini karena merindukan es krim rasa Mentos.

Es krim Mentos yang saya cecap kali ini terasa tak sesemriwing saat kunjungan terakhir, sebelum pandemi Covid-19 mulai menyerang. Kendati demikian, es krim berwarna biru muda itu masih mampu membuat rongga mulut menjadi segar.

Selain es krim rasa Mentos, saya mengusulkan Anda mencoba es krim rasa melon.

Buat sebagian orang, tampilan fisik warung ini kurang meyakinkan. Amat sederhana dan berada di pinggir selokan besar.

Namun, tak perlu ragu. Selain bagian dalamnya terlihat bersih, hidangan yang ditawarkan di sini terbukti menggoyang lidah.

Kali ini saya hanya menghabiskan dua mangkuk es dawet gempol pleret yang dibanderol Rp7 ribu per mangkuk.

Saya tidak memesan mie thoprak, sup matahari, sup galantine, atau makanan lain. Sebab, perut saya masih terasa amat kenyang usai mampir ke tiga penjual makanan dan satu kedai es krim.

Towel-towel ponsel di Solo dilakukan di wedangan ini. Nasi tumpang dan wedang jejak alias jeruk-kencur-jahe (JKJ) tak boleh dilewatkan. Apalagi, sambal tumpang ala Solo yang berbeda dengan tumpang ala pecel Kediri sulit sekali ditemukan di Surabaya.

Percaya atau tidak, di sini kita masih bisa mendapatkan sepincuk nasi liwet dengan suwiran daging ayam hanya berbekal uang Rp9 ribu. Padahal, ini salah satu penjual nasi liwet terkemuka di Solo. Cita rasanya pun mantap.

Selain di Jl Veteran yang saya kunjungi, penikmat nasi liwet bisa menjumpai Nasi Liwet Yu Sani di daerah Solo Baru.

Bersambung….

Originally published at https://ponselmu.com on August 30, 2022.

--

--

Herry SW
Herry SW

Written by Herry SW

Seorang penggemar gawai (penggawai), terutama ponsel, yang berdomisili di Kota Pahlawan.

No responses yet